Hari itu Dina dikabari bahwa ia harus lembur 2 jam, ia langsung menelepon Farhan, suaminya untuk mengabari hal ini.
"OK, aku
juga barusan pulang kerja, kamu kira-kira jam berapa sampai rumah?"
tanya Farhan. Belum sempat Dina menjawab, tiba-tiba ponselnya mati
karena kehabisan baterai.
Awalnya
Dina mau meminjam ponsel temannya untuk mengabari Farhan, namun setelah
dipikir-pikir ia membatalkan niatnya itu. Dina menganggap ia dan
Farhan sudah bersuami istri
sekian lama, bahkan putranya pun sudah masuk ke jenjang SD, maka ia merasa tidak begitu perlu memberitahunya.
sekian lama, bahkan putranya pun sudah masuk ke jenjang SD, maka ia merasa tidak begitu perlu memberitahunya.
Akhirnya
selesai juga pekerjaannya di kantor dan bersiap pulang ke rumah, namun
hari sudah gelap. Ia berpikir bahwa suaminya mungkin sedang duduk santai
di ruang tamu sambil menonton televisi, di meja makan juga sudah
tersaji makanan yang lezat, pasti ada lauk yang ia suka! Dina tersenyum
sendiri.. tanpa disadarinya, ia berjalan semakin cepat, tiba-tiba di
jarak 20 meter dari rumah, ia melihat seorang pria..
Terlihat
seorang pria sedang berdiri di tempat gelap, walaupun hanya terlihat
sedikit lekukan bentuk wajahnya, tapi dia langsung mengenali wajah
Farhan suaminya itu.
"Hai!" Sahut Dina. Kemudian Farhan keluar dan menghampirinya, bertanya, "Mengapa sekarang baru pulang?"
"Kamu disini ngapain?" Dina balik bertanya setelah melihat suaminya itu sedang menggigil kedinginan
"Ada
selokan yang dalam di sini, dan seingatku tadi pagi masih bersih, tidak
ada selokan, mungkin lagi ada galian konstruksi, dan lagi tidak ada
lampu atau tanda peringatan, kamu harus lewat jalan yang lain," jawabnya
sambil menggandeng Dina melewati jalan lain.
"Kamu menunggu sekian lama hanya untuk memberitahuku ada selokan di sini?"
"Iya, hari dingin begini, kalau sampai terjatuh, sakitnya bukan main," ujar Farhan sambil jalan menunduk menaiki anak tangga.
Mendengar
jawaban itu Dina tiba-tiba merasa suaminya seperti pria yang
dikenalnya di awalawal masa pacaran, menunggu orang yang dikasihinya di
hari dingin begini.
Begitu
sampai rumah, Farhan cepat cepat menyalakan pemanas air untuk mandi,
lalu mengeluarkan bakso dan sosis yang sudah dibekukan dalam freezer
kulkas. Dina bingung dan bertanya: "Jadi kamu dari tadi tidak pulang
rumah?"
"Iya," ujar Farhan enteng.
"Jadi begitu aku bilang lembur, kamu menunggu terus di tempat tadi?"
Suaminya
mengiyakan, dan menambahi bahwa sebenarnya dia hendak meneleponnya
untuk memberitahunya untuk lebih berhati-hati waktu pulang, tapi
Ponselnya mati, jadi tidak bisa tersambung waktu ditelepon.
"Jadi
kamu sudah menunggu disana 2 jam lebih? Kenapa tidak pulang rumah
menghangatkan badan dulu?" tanya Dina semakin penasaran dengan sikap
suaminya.
"Aku
takut nanti kalau waktu aku pulang ke rumah, kamu juga kebetulan mau
pulang bagaimana dong? Selokannya dalam sekali, dan di sekitarnya tidak
ada lampu sama
sekali… Malam ini mau makan bakso atau sosis?" jawab Farhan yang membuat hati Dina semakin haru.
sekali… Malam ini mau makan bakso atau sosis?" jawab Farhan yang membuat hati Dina semakin haru.
"Kamu
pulang ke rumah sebentar untuk ambil jaket pun hanya butuh 20 menit,
kamu takut aku sudah pulang dalam 20 menit itu, jadi tidak meninggalkan
tempat itu, terus menunggu disana?" Tanya Dina sekali lagi untuk
menyembunyikan keharuan dalam hatinya.
"Iya iya, betul... jadi mau makan bakso atau sosis?"
Tindakan
Farhan sungguh membuat haru Dina, dia merasa bahwa pria ini bukan lagi
pria yang romantis seperti dulu waktu awal pacaran, melainkan seorang
pria yang hangat dan dewasa seperti seorang ayah.
Hidung
Farhan yang sudah memerah karena dingin, tiba-tiba bersin. Dina
langsung menghampirinya dan mengambil celemek di tangan Farhan. Terlihat
ada luka di bibir suaminya, lulutnya juga berdarah.
"Ya ampuunnn... Jadi kamu tadi jatuh ke dalam selokan itu??? kenapa ga bilang.. Kamu buruan istirahat, sini aku obatin dahulu," kata Dina panik melihat luka suaminya
Sang
suami tertawa dan menjawab, "Tidak usah, sudah lewat 2 jam kok, sudah
kering lukanya… jadi kamu mau makan bakso atau sosis?"
Dina
tak bisa lagi menahan keharuan dalam hatinya, ia langsung memeluk
Farhan sambil menitikkan air mata kebahagiaan. Sungguh ia merasa
hangatnya cinta suami telah menghapus kelelahan dan dinginnya malam
itu.
Apa
itu cinta? Bukanlah suatu bentuk hubungan yang harus bertemu terus
setiap hari, cinta yang mengharukan hanya akan terjadi pada momen
tertentu, yang akan membuatmu berharap waktu berhenti pada saat ini
untuk selamanya. Bahagia itu hal
yang mudah, asalkan dilakukan dengan hati yang tulus cinta! Setiap orang pasti ada saatnya
merasa lelah, letih, tapi teringat bahwa masih diingat oleh seseorang, diperhatikan, adalah suatu hiburan terbesar di hati.
yang mudah, asalkan dilakukan dengan hati yang tulus cinta! Setiap orang pasti ada saatnya
merasa lelah, letih, tapi teringat bahwa masih diingat oleh seseorang, diperhatikan, adalah suatu hiburan terbesar di hati.
Kebahagiaan
yang sesungguhnya tidak butuh uang untuk mendapatkannya,
kebahagiaan adalah sejenis perasaan, dan cinta adalah suatu bentuk
kepuasan, kamu akan sayang dengan seseorang hanya bila kamu
mencintainya, dan mengingat semua hal tentang dia.
Berharap
untuk bisa memiliki kehidupan yang bahagia seperti ini yah, walaupun
tampaknya biasa-biasa saja bagi beberapa orang, tapi inilah yang aku
inginkan... hidup bersama denganmu.. menjaga hangatnya cinta itu untuk
selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar