Senin, 10 April 2017

Jangan malu punya orang tua miskin, mereka berjuang demi kita!!!!

Jangan malu terlihat miskin malulah ketika kita pura pura kaya, dan jangan pernah menjalani hidup dengan selalu melihat “ke atas”, tapi cobalah untk melihat kebawah. Maka jika hal itu kamu lakukan, nikmat hidup itu akan jauh lebih terasa indah walaupun kamu berasal dari keluarga yang sederhana.


Jangan pernah malu pada orang tuamu walaupun mereka cuma seorang petani, pedagang kecil atau pun tukang becak. Selama mereka berjuang untuk yang halal, maka kamu patut berbangga pada mereka.

Jadi kenapa kamu mesti malu, yang patut kamu malukan adalah jika orang tua adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan penuh penipuan dan kecurangan.

Singkirkan segala bentuk gengsi, karena hidup bukan masalah harta atau pekerjaan mewah. Mulai lah berusaha dan tetap bantu serta hormati orang tuamu dalam mencari rezeki yang halal. Karena tidak ada yang patut dimalukan selama kamu berjuang untuk sesuatu yang halal.

Ketika orang tuamu sedang tidur, coba pandangilah wajahnya.
Pandangilah dan resapi dengan hati, maka kamu bisa rasakah kepenatan yang mereka rasakan sepanjang hari. Tetapi, ketika kamu adalah anak yang berbakti, suka menolong dan tidak pernah malu terhadap mereka.

Maka sesungguhnya mereka memiliki jiwa yang sangat kuat. Karena mereka yakin, dengan segala upaya yang mereka lakukan, mereka yakin bahwa kamu akan menjadi orang yang berhasil, orang yang akan membawa perubahan pada keluargamu sendiri.

Mereka bekerja keras agar kamu bisa bersekolah atau pun kuliah. Maka pada saat itu kamu akan memiliki tanggung jawab yang besar, maka jalanilah pekerjaan mu sebagai siswa ataupun mahasiswa/wi dengan baik. Tugas utamamu hanyalah menjadi siswa atau mahasiswa/wi yang berpendidikan, sehingga suatu saat kelak.
Kamu lulus dan bisa mendapatkan pekerjaan atau pun membangun sebuah usaha yang jauh lebih baik, maka jangan pernah lupakan mereka yang sudah mengantarkanmu pada titik tersebut.

Setiap orang tua selalu menaruh harapan yang besar pada anaknya. Maka perjuanganmu untuk bisa menjadi orang yang berhasil adalah bentuk rasa syukur dan terima kasihmu pada mereka.

Walaupun orang tua tidak pernah meminta, tapi kamu harus tau, bahwa itu hanya akan timbul dari kesadaran diri sendiri saja. Mereka selalu berdo’a agar kamu bisa menjadi orang yang hebat, orang yang akan membawa perubahan pada keluarga.


Silahkan share artikel singkat ini kepada semua temanmu.

Ayah, Maafkan Aku yang Telah Memperberat Hisabmu di Akhirat

Ayah, maafkan aku. Aku telah memperberat hisabmu di akhirat. Padahal aku tahu bahwa setiap pemimpin akan di mintai pertanggung jawaban.

Kau adalah pemimpin keluarga, sedangkan aku masih saja berbuat dosa serta tak taat padamu dan ibunda.

Ayah, Maafkan Aku yang Telah Memperberat Hisabmu di Akhirat


Ayah maafkan aku, telah membuatmu berat menjawab jika Allah bertanya, “Wahai hambaku, bagaimana kabar anakmu. Mengapa dia tidak taat kepadaKu?”

Ayah, aku sungguh minta maaf. Karena aku berkata mencintaimu. Tapi aku tak menghiraukan hisabmu nanti di akhirat. Padahal kau telah susah payah membesarkanku. Dan kau susah payah mencari nafkah untukku. Sedangkan aku masih saja terlena oleh maksiat kepadaNya.

Sungguh terlalu hati ini. Hati seorang anak yang tak peduli terhadap nasib ayahnya di akhirat.

Saat Allah perintahkan menutup aurat, kenapa diri ini malah enggan?

Saat Allah perintahkan untuk sholat, kenapa diri ini masih malas-malasan?

Dan saat Allah melarang pacaran, mengapa diri ini malah menentang?

Kita terlena oleh nafsu syaitan, sedangkan kelak ayah kita tertatih dalam hisab yang Allah tetapkan.

Kita tertawa bersama kelalaian dunia, sedangkan ayah kita mungkin menangis sebab kau belum bertakwa.

Ya Allah, kekalkan hidayahmu kedalam hati hamba. Jadikan ia pelita dalam gelapnya nafsu syaitan. Dan jadikan ia payung dalam hujannya fitnah dunia yang hina ini.

Ayah, semoga aku dapat menjadi penyejukmu di akhirat kelak.

Dan maaf ayah, jika selamat ini aku telah memberatkan hisabmu di akhirat nanti.

Bersabarlah, Allah Memberi 5 Jenis Kesusahan ini Untuk Menghapuskan Dosa-dosa Manusia


Dalam hidupnya, manusia tidak pernah luput dari kesusahan. Tidak selamanya hal-hal yang menyenangkan akan terus terjadi dalam kehidupan manusia. Sebab ada kalanya manusia harus merasakan hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidupnya sebagai pembelajaran.

Bahkan para Nabi pun diuji dengan berbagai macam cobaan. Dari banyaknya kesusahan yang diberikan oleh Allah SWT, terdapat 5 jenis ujian yang bisa mneghapuskan dosa-dosa yang dilakukan manusia.

Apa 5 jenis kesusahan tersebut?

Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan menimpa muslim sakit, kelelahan, kekhawatiran, gangguan, kesedihan dan duka sampai duri yang mengenai dirinya. Kecuali Allah SWT akan menghapuskan dosa-dosanya.”

Berikut ini 5 kesusahan yang diberikan oleh Allah SWT untuk menghapuskan dosa manusia:

1. Kelelahan

Kelelahan adalah kesusahan yang pertama yang akan diberikan oleh Allah SWT. Kelelahan ini biasanya terjadi pada seseorang yang bekerja tanpa beristirahat. Dia akan merasakan kelelahan yang berat. Karena merasa lelah, dia sulit untuk melakukan kegiatan yang lain.

Tetapi percayalah bahwa Allah SWT akan menghapuskan dosa-dosanya yang telah lalu jika seorang hamba bisa mengatasi kelelahan yang dihadapinya. Setiap keringat yang dikeluarkan akan bernilai ibadah bagi Allah SWT.


2. Sakit

Kesusahan lainnya
yaitu merasakan sakit. Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit dalam hidupnya meskipun hanya sekali. Rasa sakit yang dianugerahkan oleh Allah SWT terasa amat menyiksa.

Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, “Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya” (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 651)

Dalam hadist yang lain, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.” (HR. Muslim no. 2572)

Bergembiralah saudaraku, bagaimana tidak, hanya karena sakit tertusuk duri saja dosa-dosa kita terhapus. Karena bisa jadi dengan penyakit ini kita akan bersih dari dosa bahkan tidak mempunyai dosa sama sekali, kita tidak punya timbangan dosa, kita menjadi suci sebagaimana anak yang baru lahir.

Rasulullah SAW juga bersabda, “Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.” (HR. Ahmad)

Hadits ini sangat cocok bagi orang yang mempunyai penyakit kronis yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya dan vonis dokter mengatakan umurnya tinggal hitungan minggu, hari bahkan jam. Ia khawatir penyakit ini menjadi sebab kematiannya. Hendaknya ia bergembira, karena bisa jadi ia menghadap Allah suci tanpa dosa. Artinya surga telah menunggunya.

Jadi bersabarlah dan jangan mengeluh dengan penyakit yang diberikan Allah, karena sakit adalah ujian dan dosa-dosa kita akan digugurkan olehNya. Karena itu, tetap tabah saat sakit dan terus mencari penawarnya.

3. Kekhawatiran

Kesusahan selanjutnya adalah rasa khawatir. Kekhawatiran tersebut harus diatasi dengan baik. Jika tidak, akibatnya fatal. Serahkanlah semua urusan kepada Allah SWT. Sebagai manusia, kita harus berusaha dan berdoa. Hasilnya biarlah Allah SWT yang mengatur. Jadi, hati manusia menjadi lebih tenang karena segala yang diberikan oleh Allah SWT adalah yang terbaik.

4. Gangguan

Kesusahan yang diberikan oleh Allah SWT lainnya yaitu muncul gangguan-gangguan dalam kehidupan. Gangguan ini dapat datang dari berbagai sisi. Di saat kita melakukan hal yang baik, ada saja gangguan yang menghalangi. Jika kita bisa yakin dan bersabar, dosa-dosa kita akan berguguran.

5. Kesedihan

Setiap manusia tentunya mendambakan kehidupan yang menyenangkan, penuh ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan. Tidak ada satu orang manusia pun yang ingin merasakan kesusahan di dalam hidupnya.

Tetapi mustahil hidup manusia penuh dengan kesenangan. Dan Allah SWT memberikan kesedihan kepada manusia untuk menghapuskan dosa-dosanya yang telah lalu. Jika kesedihan ini disikapi dengan bijak dan kesabaran maka dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah SWT. [Radar Islam/ Palingyunik.blogspot.co.id]

```Hukum Istri Pergi Meninggalkan Rumah Dan Melawan Suami Dalam Islam```



Suami tidak perhatian, selingkuh, sakit hati dengan perkataan atau perbuatan suami, penghasilan kurang, suasana rumah tidak menyenangkan biasanya dijadikan alasan untuk melegalkan atau membenarkan tindakan seorang istri meninggalkan suaminya dengan pergi menginap ke tempat lain (teman, saudara, kantor, ortu dll) dengan harapan dapat menyelesaikan masalah atau hanya memberi pelajaran kepada suami agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Tidakan isteri meninggalkan suami ini sering dianggap ringan atau sepele oleh sebagian wanita yang tidak mengerti hukum islam tapi jika tindakan ini dilakukan terhadap seorang pria muslim yang paham hukum agama akan sangat fatal dan berat akibatnya karena agama Islam melarang dengan keras hal tersebut.


Isteri meninggalkan rumah tidak akan menyelesaikan masalah justru akan memperberat masalah, suami akan mempunyai kesan istri lari dari tanggung jawab kewajiban sebagai isteri, membuat suami menjadi sakit hati sehingga menjadi ringan untuk menceraikannya serta menambah fitnah bagi diri sendiri dan suaminya. Apalagi jika isteri pergi meninggalkan rumah karena dimarahi suami yang menasehatinya sungguh sangat berdosa karena perbuatan isteri ini akan di laknat oleh Allah dan malaikatpun memarahinya (lihat Hadist Riwayat Abu Dawud dibawah)


Setan selalu berusaha untuk membujuk dan mengajak manusia untuk berbuat sesuatu yang tidak diridhoi Allah dan rasulnya. Setan bernama Dasim tugasnya membujuk seorang isteri agar tidak taat kepada suami dan mempengaruhi seorang isteri agar pergi meninggalkan rumah dengan berbagai alasan untuk membenarkan perbuatan diatas meskipun sudah jelas bahwa perbuatan tersebut dilarang oleh Quran dan Hadist. Alasan sakit hati karena perbuatan / perkataan suami, yang kadang dijadikan alasan isteri untuk membenarkan tindakan meninggalkan rumah dan suami. Seringkali ada Pihak ketiga (PIL) yang kadang menjadikan seorang isteri semangat meninggalkan suami meskipun tidak semuanya demikian.

Pada Intinya seorang isteri tidak boleh meninggalkan rumah tanpa izin suaminya, jadi meskipun dinasehati dan kurang diperhatikan suami saat isteri dalam keadaan sakit bukan berarti bisa melanggar aturan Allah . Orang sakit kurang makan bukan berarti dia boleh mencuri makanan karena mencuri adalah dosa apapun alasannya. Begitu juga sakit yang diberikan oleh Allah kepada seorang isteri sebagai pemberi peringatan dari Allah bukan berarti seorang istri boleh menyakiti hati suami dengan pergi meninggalkan rumah dan meninggalkan suaminya.

Istri yang pergi dari rumah, meninggalkan suami menginap di tempat lain dan meninggalkan suaminya dalam keadaan marah sedangkan suami tidak ridho apapun alasannya, bagi wanita yang mengerti hukuman Allah sangat berat pasti akan sangat menyesal dan tidak akan pernah berani satu kalipun melakukannya karena jika seorang Isteri pergi meninggalkan rumah dan suaminya artinya :

1. Isteri tersebut bukan seorang wanita yang baik .

Isteri meninggalkan suami atau pergi tanpa izin suami bukanlah termasuk golongan wanita yang baik karena isteri yang baik akan menghormati pemimpinnya (suaminya). Pemimpin rumah tangga dalam Islam adalah suami bukan Isteri karena Suami mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi dari isterinya. dan yang paling penting adalah suami telah memberi makan maupun tempat tinggal bagi isterinya jadi sudah sewajarnya jika isteri berkewajiban untuk taat pada suaminya selama suami menyuruh dalam kebaikan (bukan kemaksiatan) Firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 34 dan Al Baqoroh ayat 228:

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa 34)

Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “ Surat Al Baqoroh ayat 228

Seorang isteri yang pergi meninggalkan rumah tanpa izin suami dengan alasan apapun dan dalam kepergiannya tidak bermaksiatpun tetap saja termasuk wanita tidak baik (pembangkang) apalagi jika dia pergi dengan berpakaian yang tidak sopan seperti wanita pada jaman Jahiliyah

Dan Surat Al Ahzab ayat 33 yaitu :

Menetaplah di rumah kalian ( para wanita ), dan jangan berdandan sebagaimana dandanan wanita-wanita jahiliyah. Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan patuhilah ( wahai para wanita) Allah dan rasul-Nya.

Sabda Nabi Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam : “Barangsiapa yg taat kepadaku maka ia telah taat kepada ALLAH, dan barangsiapa yg tidak taat kepadaku maka berarti tidak taat kepada ALLAH. Barangsiapa yg taat kepada Pimpinan (Islami) maka berarti ia telah taat kepadaku, dan barangsiapa yg tidak taat kepada pimpinan (islami) maka berarti ia telah tidak taat kepadaku.”HR Bukhari, kitab al-Jihad, bab Yuqatilu min Wara’il Imam, juz-IV, hal.61

Jika seorang suami karena suatu hal (Penghasilan kurang, PHK, Kecelakaan dll) suami menjadi kurang / tidak dapat memberikan kewajibannya terhadap isteri bukan berarti isteri boleh meninggalkan rumah, karena memang tidak ada hukum Islam yang membolehkan seorang Isteri meninggalkan rumah tanpa izin karena faktor tersebut, karena jika suami tidak dapat melakukan kewajibannya maka gugatan cerai pada suami adalah jalan terbaik bukan malah pergi meninggalkan rumah atau suaminya



2. Isteri meninggalkan rumah tanpa izin suami akan dilaknat oleh Allah dan dimarahi oleh para malaikat.

Sabda Rasullulah Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam :

”Hak suami terhadap isterinya adalah isteri tidak menghalangi permintaan suaminya sekalipun semasa berada di atas punggung unta , tidak berpuasa walaupun sehari kecuali dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika dia tetap berbuat demikian, dia berdosa dan tidak diterima puasanya. Dia tidak boleh memberi, maka pahalanya terhadap suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Dia tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika dia berbuat demikian, maka Allah akan melaknatnya dan para malaikat memarahinya kembali , sekalipun suaminya itu adalah orang yang alim.” (Hadist riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi daripada Abdullah Umar)

3. Isteri meninggalkan suami sama saja dengan menjerumuskan dirinya sendiri ke neraka karena suami berperan apakah isterinya layak masuk surga atau neraka.

Isteri pergi meninggalkan suami artinya dia tidak taat kepada suaminya padahal jika seorang isteri tahu bahwa taat pada suami bisa mengantar dia ke surga pastilah dia akan menyesal melakukan hal itu sesuai dengan hadist Rasullullah Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam :

Dari Husain bin Muhshain dari bibinya berkata: “Saya datang menemui Rasulullah Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam. Beliau lalu bertanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” Saya menjawab: “Ya”. Rasulullah Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam bertanya kembali: “Apa yang kamu lakukan terhadapnya?” Saya menjawab: “Saya tidak begitu mempedulikannya, kecuali untuk hal-hal yang memang saya membutuhkannya” . Rasulullah Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam bersabda kembali: “Bagaimana kamu dapat berbuat seperti itu, sementara suami kamu itu adalah yang menentukan kamu masuk ke surga atau ke neraka” (HR. Imam Nasai, Hakim, Ahmad dengan Hadis Hasan).

4. Memusuhi suami sama saja dengan memusuhi Allah.



Seorang isteri yang meninggalkan suami dan memusuhi suaminya padahal suami baik pada isterinya. Sangatlah tidak mungkin masuk surga karena Bagaimana mungkin seorang isteri berharap masuk surga jika Allah memusuhinya. Bahkan jika sampai suami terluka hati / fisiknya maka Allah dan Rasullullah Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam akan memisahkan diri dari isteri
tersebut. Hal ini dijelaskan dalam Hadist Rasullullah Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam :

“Tidaklah istri
menyakiti suami di dunia kecuali ia bicara pada suami dengan mata yang berbinar, janganlah sakiti dia (suami), agar Allah tidak memusuhimu, jika suamimu terluka maka dia akan segera memisahkanmu kepada Kami (Allah dan Rasul)”. HR. Tirmidzi dari Muadz bin Jabal.

5. Isteri meninggalkan suami tidak ada nafkah baginya dan layak mendapat azab.

Seorang Ulama dan pemikir Islam yang sangat terkenal akan kecerdasannya dan sangat dikagumi oleh para ulama pada waktu itu, penghafal Quran dan Ribuan Hadist, ahli Tafsir dan Fiqh dari Harran, Turki yaitu Ibnu Taimiyah sampai berkata: “Jika isteri keluar rumah suami tanpa seijinnya maka tidak ada hak nafkah dan pakaian”. Tidak dihalalkan bagi isteri untuk keluar dari rumah suaminya kecuali dengan ijinnya (suami),Dan apabila ia keluar dari rumah suaminya tanpa seijinnya maka ia telah berbuat nusyuz (durhaka) bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dan ia layak mendapat adzab.”

Ibnu Taimiyah (1263-1328) adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah ditentukan Allah, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ia pernah berkata: ”Jika dibenakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu merupakan masalah yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau kurang. Sampai dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku lakukan baik di pasar, di masjid atau di madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk berdzikir dan beristighfar hingga terpenuhi cita-citaku.”

6. Taat kepada suami pahalanya seperti Jihad di jalan Allah

Jika seorang isteri taat kepada suaminya serta tidak pergi meninggalkan suami maka pahalanya sama dengan jihad di jalan Allah. Perhatikan hadist berikut: Al- Bazzar dan At Thabrani meriwayatkan bahwa seorang wanita pernah datang kepada Rasullullah Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam lalu berkata : “ Aku adalah utusan para wanita kepada engkau untuk menanyakan : Jihad ini telah diwajibkan Allah kepada kaum lelaki, Jika menang mereka diberi pahala dan jika terbunuh mereka tetap diberi rezeki oleh Rabb mereka, tetapi kami kaum wanita yang membantu mereka , pahala apa yang kami dapatkan? Nabi Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam menjawab :” Sampaikan kepada wanita yang engkau jumpai bahwa taat kepada suami dan mengakui haknya itu adalah sama dengan pahala jihad di jalan Allah, tetapi sedikit sekali di antara kamu yang melakukanya.

Jadi akan sangat tidak mungkin bagi seorang isteri yang mengaku mengerti hukum agama Islam tapi pergi meninggalkan tanggung jawab sebagai isteri meninggalkan suaminya dari rumah.

Oleh karena itulah sangatlah penting untuk memilih istri yang mengerti akan hukum agama dan memilih isteri itu bukan karena kecantikan atau hartanya tapi dipilih karena agamanya agar selamat tidak terjerumus kedalam panasnya Api neraka. Sabda Rasullullah Shollallahu` Alaihi Wa Ssallam :“Wanita itu dinikahi karena: hartanya, kecantikannya, keturunannya dan agamanya. maka pilihlah agamanya agar kamu selamat” Hadist Shahih Bukhari.

“Dunia adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan di dunia adalah isteri yang baik (sholehah) ” Hadist Shahih Muslim.

Lebih mulia seorang wanita memberi nasehat atau berbicara dari hati ke hati dengan suami bukan kepada orang lain jika terjadi ketidak adilan pada dirinya daripada langsung pergi meninggalkan suaminya . Seorang isteri yang benci terhadap suaminya dan memang berniat meninggalkan suami supaya di cerai dan kemudian berharap memperoleh pasangan pengganti atau sudah ada pengganti yang lebih baik menurut dirinya, jelas sekali wanita itu digoda setan agar wanita ini melihat lelaki lain lebih menarik dari suaminya sehingga timbul rasa bosan, cekcok dll dan akhirnya berbuntut pada perceraian.

Allah Subhanahu`Wa Ta`Ala, telah mengingatkan kita agar tidak membenci atau menyukai sesuatu padahal kita tidak tahu rahasia dibalik itu, dalam Al Baqoroh ayat 216 : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”

Saya lanjutkan, Usaha setan bisa dikatakan sukses besar bila berhasil menjadikan wanita itu cerai dan berpredikat janda karena wanita ini akan lebih mudah digoda sebab tidak ada yang menjaganya (suami) . Wanita ini akan merasa bebas tidak ada ikatan, lebih nyaman karena tidak ada yang mengontrol (suami), selanjutnya jika tidak kuat imannya (kebanyakan tidak kuat) akan timbul banyak fitnah dan dosa bagi wanita itu di kemudian hari. Godaan setan akan lebih kuat pada saat janda karena faktor alami kebutuhan batin selain itu akan banyak lelaki yang merayu yang memanfaatkan kondisi janda sehingga menyeret wanita itu dalam lembah dosa yang tiada berkesudahan sampai wanita itu sadar jika suatu saat sakit atau sudah berumur tidak ada yang menemani sampai meninggal. Pada umumnya Wanita yang menjanda karena tergoda pria lain akan lebih mudah tergoda nafsunya apalagi jika dicerai pada umur 40 tahun kebawah.

Pernikahan adalah hal yang suci melibatkan keluarga, handai taulan dan tetangga jadi tidak sepantasnyalah jika seorang isteri meninggalkan suaminya untuk alasan emosi pribadi dengan meninggalkan perasaan kebahagiaan keluarganya sendiri atau keluarga pasangannya.

Atas kehendak Allah, rezeki yang lebih bisa diberikan pada isteri bukan pada suami, jadi janganlah menjadi tinggi hati jika suatu saat rezki isteri melebihi suami, merasa lebih bermanfaat dari suami, merasa bisa hidup sendiri dan dapat mengatasi sendiri segala hal, tidak mau diatur sehingga tidak patuh kepada suami. Inilah tanda-tanda kehancuran suatu kapal pernikahan karena ada 2 nahkoda yang mengendalikan kapal dengan arah berlawanan. Kapal Pernikahan akan bisa selamat sampai tujuan (surga dunia akhirat) jika hanya punya satu arah yang disepakati dan diusahakan bersama. Bagaimanapun juga tujuan hidup akan lebih mudah dicapai jika ada keharmonisan sejati yang hanya dapatdicapai dalam suatu keluarga yang lengkap ada suami. Harta yang dibanggakan dan dikumpulkan bisa hilang dalam sekejab (kebakaran, tsunami dll) tapi mempunyai suami atau isteri yang sholeh adalah harta tidak ternilai yang tidak akan hilang kecuali mati. Oleh karena itulah peran isteri terhadap suami sangat besar dalam mengarungi samudera kehidupan agar tujuan akhir bahagia dunia akhirat dapat segera tercapai sehingga Allah pun akan memberi pahala yang besar untuk isteri yang taat dan patuh kepada suaminya

Banyak Hadist yang menjelaskan pahala seorang Istri yang taat pada suaminya :

”Jika seorang isteri itu telah menunaikan solat lima waktu dan berpuasa pada bulan ramadhan dan menjaga kemaluannya daripada yang haram serta taat kepada suaminya, maka dipersilakanlah masuk ke syurga dari pintu mana sahaja kamu suka.” (Hadist Riwayat Ahmad dan Thabrani)

”Sesungguhnya setiap isteri yang meninggal dunia yang diridhoi oleh suaminya, maka dia akan masuk syurga.” (Hadist riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah)

Jika isteri memang tidak taat kepada suaminya, setelah dinasehati secara halus, berpisah ranjang dan dinasihati secara keras tidak berhasil maka renungkanlah :

Surat An Nur ayat 3 yaitu :

“ Orang laki-laki pezina, yang dinikahinya ialah perempuan pezina pula atau perempuan musyrik. Perempuan pezina jodohnya ialah laki-laki pezina pula atau laki-laki musyrik , dan diharamkan yang demikian itu atas orang yang beriman”.

Pikirkanlah kembali apakah wanita ini cocok dijadikan pasangan / isteri bagi pria beriman, dan dapat membawa kebaikan bagi diri sendiri dan keluarga, ikhlaskan saja wanita ini jika ingin berpisah mungkin jodohnya adalah sesuai dengan apa yang di firmankan Allah diatas.

Nasehatilah isterimu dengan sabar dan penuh cinta kasih, minta maaflah kepada isteri jika menyakiti hati isteri, bagaimanapun juga mutiara yang kotor jika digosok tiap hari akan menjadi berkilauan. Hasilnya mutiara ini bisa benar-benar menjadi perhiasan dan surga dunia bagimu.

Ingatlah isterimu bukanlah Siti Khadijah yang baik, taat dan penuh cinta kasih pada suaminya, Istrimu adalah wanita jaman sekarang yang butuh bimbingan untuk menjadi wanita yang solehah.

Jodoh Itu Datang di Waktu yang Tepat, Saat yang Tepat dan Kondisi yang Tepat


bukan berkecil hati karna belum menikah, tetapi sedihnya karna perginya sahabat seperjuangan yang sudah menikah. mereka hendak padat jadwal dengan kehidupan baru mereka, dan juga saya masih disini dengan kehidupan yang sama.

sahabat seperjuangan itu yang lazimnya menanyakan laporan, mengajak buat jalan - jalan, melewati suka dan juga duka berbarengan. satu persatu mereka sudah menciptakan belahan jiwa. saya tidak berkecil hati, saya bahagia, senang, kesimpulannya mereka dapat menggenapkan agama.

“jodoh itu serupa kematian; tidak ketebak, tidak dapat dimajuin ataupun dimundurin waktunya”. sehabis menikah baru terasa “it is the right time” dan juga tiap orang beda waktunya. cause everyone has their own story. teringat perkata mario teguh tentang jodoh,

“jodoh seorang tidak cuma satu, tetapi banyak. ”

apa artinya? nyatanya tiap manusia hendak memperoleh pendamping hidupnya setimpal dengan tingkatan yang terdapat pada pribadinya. bila nyatanya mutu pribadinya a, hingga ia cuma berhak memperoleh pendamping yang kualitasnya pula a, tetapi bila ia tingkatkan mutu diri jadi b, hingga ia hendak memperoleh pendamping dengan mutu b.

begitulah seterusnya, sampai kesimpulannya di waktu yang sudah didefinisikan, ia hendak dipertemukan dengan pendamping hidupnya yang setimpal dengan mutu pribadinya dikala itu.

kita hendak dipertemukan dengan jodoh yang baik bila kita mencari yang baik. logisnya, kita hendak tertarik dengan orang yang membikin kita terasa aman. kenyamanan itu lazimnya mencuat salah satunya dari komunikasi yang nyambung. ini berkaitan pula dengan kesetaraan ataupun sekufu.

kesetaraan ini berkaitan dengan keharmonisan, serasi dalam komunikasi, dan juga kesamaan pemikiran. dengan demikian kita dapat berbicara dengan baik dan juga bekerja sama membangun keluarga. masa kemudian seorang dapat jadi pertimbangan pula.

bahwa masa lalunya kurang baik kita wajib yakinkan ia sudah berbeda. butuh waktu buat membenarkan itu karna buat berbeda perlu waktu dan juga usaha.

buat memperoleh jodoh yang baik, minimun 2 usaha berikut ini kita jalani bagaikan langkah dini.

1. berposisi di komunitas yang benar
kita tidak hendak menciptakan pendamping yang baik apabila kita mencari di klub malam. hingga bahwa kita mau betul - betul mencari pendamping yang baik kita cari di komunitas yang dekat dengan ibadah.

2. membentuk diri setimpal dengan jodoh yang kita inginkan
siuman ataupun tidak, jodoh kita merupakan gambaran diri kita. hingga wujud diri kita wajib proporsional dengan apa yang kita cari.

kalaulah sampai dikala ini kita masih menanti jodoh, hingga kita amati saudara - saudari kita yang jauh lebih dulu menanti jodoh tetapi sampai dikala ini masih belum tiba pula jodoh yang dinanti.

kalaupun kita sempat kandas menempuh proses di dini perjodohan, hingga terdapat di antara saudara - saudari kita yang kandas di ambang pintu perkawinan.

bahwa nyatanya kita tercantum yang merasakan pahitnya kegagalan di ambang pintu perkawinan, hingga bukankah kita masih merasakan betapa banyak pintu - pintu kebaikan yang lain buat diri kita? yakinlah bahwasanya jodoh itu tiba diwaktu yang pas, dikala yang pas dan juga keadaan yang pas.

Seperti Inilah Rumah dalam Potret Ajaran Rasulullah



 Rumah merupakan tempat berlindung bagi kita. Rumah, tempat bernaung bagi seseorang. Rumah, tempat berkumpul bersama orang-orang tersayang di dunia ini. Rumah, tempat yang memberikan ketenangan dan ketenteraman.

Tapi, tak semua rumah bisa begitu. Ada pula rumah yang memberikan kepenatan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebab, orang-orang di dalamnya, tak mampu membangun rumah dengan pondasi keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh sebab itu, jika kita ingin memiliki rumah yang ideal, maka ikutilah apa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Beliau merupakan suri tauladan terbaik kita. Jika kita mengikutinya, insyaAllah, hidup akan terasa lebih berkah. Lantas, bagaimana cara menjadikan rumah yang sesuai dengan petunjuk dari Nabi Muhammad ﷺ? Bagaimana menjadikannya menuju surga?

1. Belilah atau sewa rumah yang dekat dengan masjid karena itu bisa menyemangati diri Anda untuk hadir pada shalat berjamaah.

2. Berkenalanlah dengan tetangga Anda sebelum tinggal di rumah. Kalau cocok, utamakanlah walau pun mahal karena tetangga yang jelek bisa mengacau kehidupan diri Anda.

3. Jangan buat jendela rumah –jika Anda membangun rumah— berhadapan dengan rumah tetangga Anda. Jagalah kehormatan mereka sebagaimana menjaga kehormatan diri Anda.
4. Buatlah pintu khusus untuk laki-laki dan pintu untuk perempuan. Jangan meninggikan bangunan dan berlebihan menghias rumah.

5. Buat ruang khusus di dalam rumah untuk shalat.

6. Jangan penuhi rumah Anda dengan perkakas yang tidak Anda butuhkan. Karena Rasulullah ﷺ mengingatkan tentang rumah yang melebihi kebutuhan dari kasur dan pakaian. Ia bersabda, “Kasur untuk anakmu yang laki-laki, satu kasur untuk anak perempuan. Satu kasur untuk kamu dan kasur yang keempat untuk setan,” (HR. Muslim).

7. Berilah kasur tersendiri untuk anak-anak Anda. Jangan tidur satu kasur bersama mereka. Rasulullah bersabda, “Perintahkan anakmu shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah jika meninggalkannya pada usia sepuluh tahun dan pisahkan tempat tidurnya,” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

8. Jangan ganti perkakas rumah, kecuali sudah butuh untuk diganti. Sebagian orang suka mengganti perkakas rumah setiap setahun atau kurang. Ini perbuatan berlebihan. Jika Anda bosan dengan perkakas rumah, ubah saja tempatnya sehingga membuat pemandangan yang baru.

9. Jangan tempatkan televisi di rumah lebih dari satu. Jangan letakkan komputer untuk anak Anda di kamar mereka karena akan menjadikan anak kecanduan bermain game.

10. Letakkan jam di ruang terbuka sehingga bisa dilihat oleh semua orang.

11. Buat tempat khusus untuk perpustakaan –walaupun kecil— untuk buku-buku saku.

12. Terakhir jadikan rumah Anda nyaman penuh dengan kasih sayang, penuh kehangatan untuk istri Anda, anak-anak Anda, dan selalu berdoalah semoga Allah menyertai kebahagiaan selalu dalam keluarga Anda. []

Referensi: Bermalam di Surga/Karya: Dr. Hasan Syam Basya/Penerbit: Gema Insani Jakarta 2015

Berhenti Berlebihan dalam Berpakaian, Malu dengan Kebiasaan Istri Rasulullah



“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang lebih baik. Hal itu semua merupakan ayat-ayat Allah, supaya mereka berdzikir mengingat-Ku.” (QS. al-A’raf : 26)

Sahabat, Allah telah memberikan kita nikmat berpakaian, bahkan saat ini jenis pakaian muslimah sungguh luar biasa beragamnya. Ada banyak motif, warna, model, sungguh cantik. Tapi sudah tahukah bagaimana kebiasaan istri Rasulullah dalam berpakaian? Bukankah kita mengaku ingin mengikuti jejak beliau?

Sebagaimana Rasulullah yang biasa memakai pakaian bertambal dari bahan yang kasar, keluarga beliau pun memakai pakaian yang amat sederhana. Urwah bin Zubair berkata, “Aisyah tidak suka memperbarui bajunya (menggantinya dengan baju baru) melainkan menambalnya atau membaliknya.”

Semua pakaian istri Rasulullah itu berharga sangat murah sehingga Hasan al-Bashri pernah memperkirakan harga muruth (pakaian yang dibalutkan ke tubuh) istri beliau hanya dengan jumlah enam dirham.

Mungkin kita belum bisa sederhana dalam berpakaian sebagaimana ummul mukminin mencontohkan, tapi cobalah membiasakan menyedekahkan satu baju lama ketika kita membeli satu baju baru. Sedekahkan pula satu jilbab lama ketika kita mendapat satu jilbab baru. Mudahkan?

Satu hal lagi, pastikan hanya membeli pakaian mewah atau mahal untuk keperluan yang benar-benar penting saja. Jangan sampai kita memiliki begitu banyak pakaian mahal hanya untuk dikoleksi.

“Barangsiapa meninggalkan suatu pakaian dengan niat tawadhu’ karena Allah, sementara ia sanggup mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, lantas ia diperintahkan untuk memilih perhiasan iman mana saja yang ingin ia pakai.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Foto ilustrasi: google